15/01/2025

3.1.a.8.2. Blog Rangkuman Koneksi Antar materi – Modul 3.1

Isnanto Virgunawan ~ Dalam membuat keputusan, seorang pendidik harus mengutamakan kepentingan murid berdasarkan nilai-nilai kebajikan. Keputusan yang diambil mencerminkan integritas sekolah dan nilai-nilai yang dijunjung, serta menjadi contoh bagi seluruh warga sekolah dan lingkungannya. Pendidik berperan dalam membentuk karakter dengan menjunjung nilai-nilai kebajikan universal dan memperhatikan kebutuhan setiap peserta didik. Hal ini sejalan dengan pandangan bahwa pendidikan adalah seni untuk membentuk perilaku etis pada manusia, sebagaimana dikatakan oleh Georg Wilhelm Friedrich Hegel.

Berikut pemaparan saya terkait pemaparan dari pertanyaan yang diberikan:

Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan Filosofi Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Filosofi Pratap Triloka, yaitu “Ing Ngarso Sung Tulodho” (pemimpin memberikan teladan), “Ing Madya Mangunkarsa” (pemimpin memberikan semangat dari tengah), dan “Tut Wuri Handayani” (pemimpin mendukung dari belakang), adalah dasar pendidikan di Indonesia. Filosofi ini dapat dijadikan pedoman dalam setiap pengambilan keputusan yang berpihak pada murid, agar mereka bisa mengembangkan potensinya secara maksimal dan menjadi manusia yang sebaik-baiknya. Pembelajaran yang berfokus pada murid sesuai dengan kodrat alam dan zaman, peserta didik juga berkontribusi pada pengembangan budaya positif di sekolah. Selain itu, pengambilan keputusan yang bertanggung jawab terhadap murid juga penting. Guru harus menjadi teladan dalam setiap keputusan yang diambil, menunjukkan usaha keras dalam menjalankan Filosofi Pratap Triloka, terutama dalam membantu murid untuk dapat membuat keputusan secara mandiri. Guru bertindak sebagai fasilitator yang membimbing murid menuju kebahagiaan, sesuai dengan filosofi “Tut Wuri Handayani.”

Bagaimana nilai – nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip – prinsip yang kita ambil dalam pengambilan keputusan?

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seseorang mempengaruhi prinsip-prinsip yang diambil saat membuat keputusan. Dalam pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, dan keterampilan berhubungan sosial mendukung sikap “Tut Wuri Handayani.” Seorang pendidik dapat memberikan dukungan moril dan materiil kepada seluruh warga sekolah dengan menerapkan nilai-nilai ini.

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan coaching (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkan ada pertanyaan – pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal – hal ini terntunya bisa dibantu oleh sesi coaching yang telah dibahas pada sebelumnya.

Keterampilan coaching yang diterapkan membantu dalam pengambilan keputusan. Seorang coach harus mampu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memprediksi hasil dan melihat berbagai pilihan solusi untuk menghadapi masalah, sehingga keputusan dapat diambil dengan baik. Model TIRTA, yang dikembangkan dengan semangat merdeka belajar, menuntut guru memiliki keterampilan coaching.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial dan emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Kepekaan sosial dan emosional seseorang akan menumbuhkan empati dan simpati, yang membantu dalam mengenal orang lain. Dengan simpati dan empati, kita dapat merasakan perasaan tersembunyi peserta didik, sehingga dapat mengidentifikasi permasalahan dengan bijaksana saat mengambil keputusan. Guru sebagai pemimpin pembelajaran harus bertindak berdasarkan kepentingan murid dan mempertimbangkan banyak hal yang berlandaskan etika dan kebajikan, seperti yang dijelaskan dalam empat paradigma (individu vs masyarakat, keadilan vs kasihan, kebenaran vs kesetiaan, jangka pendek vs jangka panjang), tiga prinsip (berbasis hasil akhir, berbasis peraturan, berbasis rasa peduli), serta dilakukan melalui sembilan langkah.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Pembahasan studi kasus yang berfokus pada masalah moral atau etika mengasah empati dan simpati seorang pendidik. Pendidik yang terlatih dengan baik diharapkan mampu mengidentifikasi dan memetakan dilema etika, sehingga pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran menjadi lebih bijak. Keputusan yang diambil harus mengutamakan kepentingan murid dan mengacu pada nilai-nilai kebajikan. Seorang pendidik yang mampu menganalisis permasalahan dari berbagai sudut pandang akan lebih mampu membedakan antara dilema etika dan bujukan moral. Keputusan yang diambil dalam menghadapi masalah moral dan etika dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianut pendidik tersebut.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?

Keputusan yang tepat berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman, karena keputusan tersebut sejalan dengan nilai-nilai kebajikan yang berpihak pada murid dan dapat dipertanggungjawabkan.

Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Pengambilan keputusan berlandaskan tiga prinsip penyelesaian dilema, dan pemilihan prinsip harus disesuaikan dengan situasi yang ada. Tantangan dalam pengambilan keputusan terkait kasus dilema etika adalah memikirkan dampaknya di masa depan.

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Memerdekakan murid memerlukan pembelajaran berdiferensiasi agar potensi setiap siswa dapat dikembangkan secara maksimal. Keputusan pengajaran harus berpihak pada murid, dan guru bertindak sebagai fasilitator yang membantu mengembangkan bakat dan minat siswa. Model pembelajaran berdiferensiasi mengakomodir kebutuhan setiap siswa sesuai dengan bakat dan keahliannya.

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Keputusan seorang pemimpin pembelajaran memiliki dampak jangka panjang maupun pendek bagi murid. Oleh karena itu, pengambilan keputusan oleh seorang pendidik harus dilakukan dengan analisis dan pengujian yang mendalam agar keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan.

Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan dengan modul-modul sebelumnya?

Pengambilan keputusan memerlukan kesadaran penuh, baik sosial maupun emosional, sehingga keputusan yang diambil bukan berdasarkan emosi diri, tetapi kesadaran diri penuh. Keterampilan coaching membantu dalam melontarkan pertanyaan berbobot untuk memprediksi keputusan dan melihat opsi lain. Keputusan yang diambil harus mengandung nilai-nilai kebajikan universal, berpihak pada murid sesuai dengan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Modul 3.1 membantu saya dalam membedakan antara dilema etika dan bujukan moral, serta memberikan panduan dalam pengambilan keputusan yang lebih terstruktur melalui paradigma, prinsip, dan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebelum mempelajari modul ini, biasanya dalam pengambilan keputusan yang saya lakukan tanpa struktur yang jelas. Setelah mempelajari modul ini, pengambilan keputusan yang saya lakukan menjadi lebih terukur dan bertanggung jawab, dengan memperhatikan banyak faktor yang mempengaruhi keputusan tersebut.

Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Setelah mempelajari konsep ini, pengambilan keputusan dilakukan dengan memperhatikan paradigma, prinsip, dan sembilan langkah, sehingga keputusan yang diambil berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Menurut saya, materi pada modul 3.1 sangat penting dalam menghasilkan kebijakan-kebijakan baru yang mengandung nilai-nilai kebajikan. Keputusan yang diambil melalui sembilan langkah, empat paradigma, dan tiga prinsip dapat diuji melalui tiga uji yaitu Uji Intuisi, Uji Publikasi, dan Uji Panutan/Idola, sehingga pengambilan keputusan menjadi lebih akurat dan bertanggung jawab.